Senin, 05 Mei 2014

Makalah Body Alignment



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
 Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
                 Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
Pada makalah ini, membahas tentang pengertian body mekanik, prinsip-prinsip body mekanik, faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik, akibat body mekanik yang buruk, dan asuhan keperawatan pada klien gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status,  kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit  agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup,  maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan  mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.
 Selain itu,  orang yangmengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan mekanika tubuh dan prinsip- prinsipnya?
2.      Jelaskan apa yang dimaksud body alignment?
3.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi body alignment?
4.      Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan ketika membantu klien untuk  berjalan? (keseimbangan tubuh dan koordinasi gerakan tubuh)
1.3    Tujuan :
         Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan :
a.       Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
b.      Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
c.       Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan mekanika tubuh,ambulasi dan mobilitas serta pemenuhan istirahat dan tidur klien
1.4    MetodePenulisan :
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah.
1.5    Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh, sebagai berikut :
1.      Lebih menjaga postur tubuh
2.      Terhindar dari masalah yang mempengaruhi postur tubuh
3.      Dapat merubah gaya hidup dalam melakukan kegiatan apapun demi kesehatan postur tubuh







BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.Kebutuhan Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas. Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energi yang dikeluarkan, dan megurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh.
2.1.1   Prinsip Mekanika Tubuh
Prinsip yang di gunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai berikut:
a.       Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdap at tiga faktor yang perlu di perhatikan dalam gravitasi:
§  Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan tubuh.
§  Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
§  Dasar diri tumpuan (base of suppert), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
b.      Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
c.       Berat. Dalam menggunaka mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot bendan yang akan diangkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi mekanika tubuh.

2.1.2   Pergerakan Dasar dalam Mekanika tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatiakan, di antaranya:
a.      Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berada. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dengan oarng yang berjalan karena pada saat berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
b.      Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

c.       Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda terdapat hal yang diperhatikan sebelum menarik benda. Diantaranya ketinggian, letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, seperti pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.


d.      Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik ke atas. Ketika melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
e.       Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk dapa postur tubuh.
2.1.3   Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Mekanika Tubuh
a.      Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh peyakit, berkurangnya kemampuan untuk malakukan aktifitas sahari-hari, dan lain-lain.
b.      Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat meyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya peyakit. Sebagai contoh, tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
c.       Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku individu sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidakl aman, tidak bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambula.
d.      Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.


e.       Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan setres dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
f.       Pengetahuan
Pengetahuan yang biak terhadap mekanika tubuh akan mrndorong seseorang untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memedai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem muskuloskeletal dan saraf.
2.1.4   Dampak Mekanika Tubuh
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berkelebihan. Kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:
a.       Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal.
b.      Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskuloskeletal. Misalnya, kelainan pada tulang vertebrae.
2.1.5   POSTUR (BODY ALIGNMENT)
Postur tubuh merupakan susunangeometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain.bagian yang di pelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila ke empat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik, mengurangi jumlah energi yang di gunakan, mempertahankan keseimbangan sirkulasi renal dan gastrointestinal.untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu di perhatikan, antara lain :
a.       Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of gravity-garis imajiner vertikal) melewati pusat gravitasi ( center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b.      Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
c.       Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak di gunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d.      Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e.       Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidaknyamanan otot.
f.       Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
g.      Posisi dan aktifitas yang berfariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.
h.      Pergantian antara masa aktifitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
i.        Membagi keseimbangan antara aktifitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang.
j.        Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.

2.1.6   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh
Pembentukan postur tubuh dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
a.      Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga memengaruhi pembentukan postur tubuh. Hal ini dapat di jumpai pada orang sakit yang banyak mengalami ketidakseimbangan dalam pergerakan.
b.      Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasikan energi yang di gunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan organ otot, tendon, ligamen, dan persendian. Apabila status nutrusi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga memengaruhi proses keseimbangan.
c.       Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendala dalam menjaga keseimbngan tubuh. Hal tersebut dapat memengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, persendian, dan tulang.
d.      Gaya hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lemah baik atau bahkan sebaliknya, menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat, misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam malakukan kegiatan sahari-hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
e.       Perilaku dan nilai. Adapun perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat memengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.
2.1.7   PengaturanPosisi
a.       Posisi fowler
Posisipowleradalah posisi setengah duduk atau duduk,dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau di naikkan.posisi ini di lakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
Carapelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan di lakukan
b.      Dudukkan pasien.
c.       Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur,untuk             
d.      posisi untuk fowler(90­0)dan semifowler(30-450).
e.       Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
Gambar 7.1 Cara posisipowler
b. Posisis Sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri.Posisi ini dilakukan untuk member kenyamanan dan memberikan obat(Supositoria)melalui anus.
Cara pelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan .
b.      Pasien dalam keadaan berbaring.kemudian apabila dimiringkan kekiri dengan posisi badan setengah telungkup,maka lutut kaki kiridiluruskan serta paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.Tangankiri dibelakang punggung dan tangan kanan di depan kepala.
c.       Bila pasien miring kekanan,posisi badan setengah telungkup dan  kaki kanan lurus,sedangkan lutut dan paha kiri ditekuk dandiarahkan ke dada.tangan kanan di belakang punggung dan tangankiri di depan kepala.
Gambar 7.2 Cara posisiSim
c.Posisi Trendelenburg
Posisitrendelenburgadalahposisipasienterbaring di tempattidurdenganbagiankepalalebihrendahdari padabagian kaki.Posisiinidilakukanuntukmemperlancarperedarandarahkeotak.
Cara pelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Pasien dalam keadaan berbaring telentang.letakkan bantal dikepala dan ujung tempat pasien,serta berikan bantal di bawah lipatan lutut.
c.       Pada bagian kaki tempat tidur,berikan balok penopang atau atur
tempat tidur secara khusus dengan meninggikan bagian kakipasien.
d.Posisi Dorsal Recumbent
Posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring telentang dengan  Kedua lutut fleksi(ditarik atau di renggangkan)di atas tempat tidur.Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia sertaProses persalinan.
   Cara pelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Pasien dalam keadaan berbaring telentang,pakaian bawah di buka
c.       Tekuk lutut,renggangkan paha,telapak kaki menghadap ketempat tidur dan renggangkan kedua kaki.
d.      Pasang selimut.

Gambar 7.4 posisi dorsal recumbent
  e. Posisi Litotomi
Posisi Litotomi adalah posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut.Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan,dan memasang alat kontrasepsi.
Cara pelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      pasien dalam keadaan berbaring telentang,kemudian angkat keduapaha dan tarik ke arah perut.
c.       tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha.
d.      Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untukposisilitotomi.
e.       Pasang selimut.
 f. Posisi Genu Pektoral
Posisi genu oektoral adalah posisi menungging dengan ke dua kakidan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.posisi iniDilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara pelaksanaan:
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Anjurkan pasien untuk berada dalam posisi menunggingdengan kedua kaki ditekuk  dan dada menempel pada kasur tempat tidur
c.         Pasang selimut pada pasien.
Gambar 7.6 posisi genu pektoral

2.2.AMBULASI DAN MOBILITAS
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan untuk berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
2.2.1. Jenis-Jenis Mobilitas :
1.      Mobilitas penuh
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk beegerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran-peran sehari-hari. Mobilitas ini merupakan fungsi saraf motoris volunter dan sensoris untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang .
2.      Mobilitas Sebagian
Mobilita sebagian merupakan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motoris dan sensoris. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a.       Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebu dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, seperti adanya dislokasi sendi dan tulang.
b.      Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang irreversibel. Contohnya terjadi hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, dan untuk kasus poliomielitis terjadi karena terganggunya sistem saraf  motoris dan sensoris.
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas :
1.      Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang, karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2.      Proses penyakit/injury. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan pada ekstremitas bagian bawah.
3.      Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4.      Tingkat energi seseorang. Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobolitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5.      Usia dan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

2.2.3. Tindakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas :
   A. Latihan Ambulasi
      1. Duduk ditempat di atas tempat tidur
Cara pelaksanaan :
a.       Jelaskan ada pasien mengalami prosedur yang akan dilakukan.
b.      Anjrkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya, dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
c.       Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
a.       Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal.
     2. Turun dan berdiri
Cara pelaksanaan
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Ayur kursi roda dalam posisi terkunci.
c.       Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
d.      Fleksikan lutut dan pinggang Anda.
e.       Berdirilah menghadap pasien untuk meletakkan keua tangannnya di bahu Anda untuk letakkan kedua tangan Anda di samping kanan kiri pinggang pasien.
f.       Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut Anda pada lutut pasien.
g.      Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi.
h.      Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman.
3.      Membantu berjalan
Cara pelaksanaan :
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
b.      Anjurkan pasien utnuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan Anda.
c.       Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien.
d.      Bantu pasien untuk jalan.


B. Membantu Ambulasi Dengan Memindahkan Pasien
Tindakaninidilakukandenganmemindahkanpasien yang tidakdapatatautidakbolehberjalandaritempattidurkeBranchard .
Cara pelaksanaan :
a.       Jelaskan pada pasien mengenai prosesdur yang akan dilakukan.
b.      Atur branchard dalam posisi terkunci.
c.       Bantu pasien dengan 2-3 orang.
d.      Berdiri menghadap pasien.
e.       Silangkan tangan pasien di depan Anda.
f.       Tekuk lutut Anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
g.      Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang, orang kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien dan orang ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
h.      Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard.
i.        Atur posisi pasien di branchard.
C.PrinsipPemenuhanKebutuhanIstirahat Dan Tidur
1.Kebutuhanistirahat
     a. Pengertian istirahat
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas, melainkan juga berenti sejenak. Kondisi tersebut membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau dian setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk melepaskan lelah bersantai untuk menyegarkan diriatau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan.
b. Karakteristik istirahat
Terdapat beberapa karakteristik istirahat. Pada tahun 1967, narrow mengemuksksn enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat (dalam Potter dan Perry 1997) :
a.       Merasakan bahwa segaa sesuatu dapat diatasi.
b.      Merasa diterima,
c.       Mengetahui apa yang sedang terjadi.
d.      Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
e.       Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
f.       Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila karakteristik tersebut di atas terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi, adanya pengawasan, dan penerimaan dan tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur. Misalnya mendengarkan secara hati-hati tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan.
   Pasien yang mempunysi perasaan tidak diterima, tidak mungkin dapat beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, maka tenaga kesehatan terus sensitif terhadap kekhawatiran pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi merupakan keadaan lain yang penting diketahui sehingga pasien dapat beristirahat. Adanya ketidaktahuan akan menimbulkan gangguan pada istirahat pasien dengan kecemasan pada tingkat yang berbeda-beda. Tenaga kesehatan harus membantu memberikan penjelasan kepada pasiennya.
   Agar pasien merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus dilibatkan dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan. Hal tersebut dapat membuat pasien merasa diterima dan dihargai tentang kompetensi yang ada pada dirinya. Pasien akan merasa aman jika ia mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan sesuai dengan yang diperlukannya.pasien yang merasa terisolasi dan kurang bantuan, tidak akan dapat beristirahat. Oleh karenanya, tenaga kesehatan harus dapat menciptakan suasana agar pasien tidak merasa terisolasi dengan melibatkan keluarga dan teman-teman pasien. Keluarga dan teman-teman pasien dapat meningkatkan kebuthan istirahat pasien dengan dalam tugas sehari-hari dan mengambil keputusan yang sukar.
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan. Tabel berikut ini merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan.
     2. KebutuhanTidur
Kebutuhantidurpadamanusiabergantungpadatingkatperkembangan.Tabelberikutinimerangkumkebutuhantidurmanusiaberdasarkanusia.

Umur
Tingkat Perkembangan
Jenis kebutuhan tidur
0-1 bulan
Bayi baru lahir
14-18 jam/hari
1-18 bulan
Masa bayi
12-14 jam/hari
18 bulan – 3 tahun
Masa anak
11-12 jam/hari
3-6 tahun
Masa prasekolah
11 jam/hari
6-12 tahun
Masalah sekolah
10 jam/hari
12-18 tahun
Masa remaja
8,5 jam/hari
18-40 tahun
Masa dewasa
7-8 jam/hari
18-40 tahun
Masa muda paruh baya
7 jam/hari
60 tahun keatas
Masa dewasa tua
6 jam/hari

a.Pengertiantidur
tidur merupakan suatu  kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton 1986).Tidur memiliki cirri,yaitu adanya aktivitas yang minim,memiliki kesadaran yang bervariasi,terhadapnya perubahan proses fasiologis,dan terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan dari.luar.

b. FisiologiTidur
fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tdur dan bangun. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat,termasuk pengatiran kewaspadaan dan tidur.Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tudur terletak dalamn mesensefalon dan bagian atas pons.
3.JenisJenisTidur
Berdasarkan prosesnya ,terdapat dua jenis tidur .Pertama,jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan didalam system pengaktivasi retikularis.Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat ,atau disebut tidur nonrapid eye movement(NREM).
1.      Tidur gelombang lambat (slow wave sleep) /nonrapid eye movement (NREM). Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam ,istirahat penuh,dengan gelombang otak yang lebih lambat,atau juga dikenal dengan tidur nyenyak .
Tahapan tidur jenis NREM
a.       Tahap 1
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai berikut    ;rilek s,masih sadar  dengan lingkungan ,merasa mengantuk ,bola mata bergerak dari samping ke samping ,frekuensi nadi dan napas sedikit menurun ,serta dapat bangun segera selama  tahap ini berlangsung sekitar 5 menit.
b.      Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap,denyut jantung dan frekuensi nafas menurun,temperature tubuh menurun,metabolisme menurun,serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
Tahap III
tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi ,frekuensi napas ,dan proses tubuh lainnya lambat .hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf  parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.
c.       Tahap IV
Tahap ini merupakan taahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernafasan turun,jarang bergerak,sulit dibangunkan ,gerak bola mata cepat,sekresi lambung menurun,dan tonus otot menurun.


2.Tidur paradox / tidur rapid eye movement (REM)
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit.Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun apabila kondisi orang sangat lelah, maka tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah sebagai berikut.
a.       biasanya disertai dengan mimpi aktif.
b.      Lebih sulit dibabgunkan dari pada selam tidur nyenyak NREM.
c.       Tonus otot selama tidur nyenyak sangat terlekan ,menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas system pengaktivasi retikularis.
d.      Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
e.       Pada otot perifer,terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur.
f.       Mata cepat tertutup dan terbuka ,nadi cepat dan irregular,tekanan darah  meningkat atau berfluktuasi ,sekresi gaster meningkat ,dan metabolism meningkat.
g.      Tidur ini untuk keseimbangan mental,emosi, juga berperan dalam belajar ,memori, dan adaptasi.
Secaraumum, siklustidur normal adalahsbb :

Bangun
            (pratidur)

NREM I                                                                                  Tidur REM
 
NREM II                                            NREM II

NREM III                                           NREM III

NREM IV
4.Fungsi Dan Tujuantidur
Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas.Meskipun demikian,tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental ,emosional,dan kesehatan.Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur,pertama efek pada sistem saraf  yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagau susunan saraf. Kedua ,efek pada struktur tubuh yang dapat memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh,karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut.
5.Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tidur
   Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlahistirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan factor yang dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :
a.      Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b.      Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energy yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan demikian, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya ( NREM ) diperpendek.
c.       Stres Psikologis
Kondisi stress psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
d.      Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan insomnia; antidepresan yang dapat menekan REM; kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
e.       Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan triptofan. Triptofan merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
f.       Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi proses tidur.
g.      Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.  
6.Gangguan / Masalah Kebutuhan Tidur
·         Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi atas tiga jenis, yaitu inisial insomnia, intermiten insomnia, dan terminal insomnia. Inisial insomnia merupakan ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur atau mengawali tidur. Intermiten insomnia merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari sedangkan terminal insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebabkan adanya rasa khawatir dan tekanan jiwa.
·         Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada umumnya, lebih dari 9 jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, gangguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.
·         Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur. Misalnya, somnambulisme ( berjalan-jalan dalam tidur ) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. Somnambulisme ini dapat menyebabkan cidera.
·         Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau disebut juga dengan istilah mengompol. Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan enuresis diurnal. Enuresis nocturnal merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, enuresis nocturnal terjadi sebagai gangguan tidur NREM. Sedangkan enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur.
·         Apnea Tidur dan Mendengkur
Pada umumnya, mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara dihidung dan mulut pada waktu tidur. Rintangan tersebut seperti adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot dibelakang mulut. Terjadinya apnea dapat mengacaukan saat bernapas dan bahkan bisa menyebabkan henti napas. Apabila kondisi ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah dapat menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
·         Narkolepsi
Narkolepsi merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan. Seperti saat seseorang tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau ditengah suatu pembicaraan. Hal ini merupakan suatu gangguan neurologis.
·         Mengigau
Mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan diluar kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang sehingga dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh ( perbaikan sel ) dan dapat mudah menyebabkan masalah psikologis. Hasil pengamatan dapat menunjukan bahwa hampir semua orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
·         Gangguan pola tidur secara umum
          Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau menganggu gaya hidup yang diinginkan ( carpenito 1995 ). Gangguan ini terlihat pada pasien menunjukkan perasaan lelah, mudah terangsang, dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata,kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah – pecah, sakit kepala, serta sering menguap atau mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain adalah kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki,takut operasi ,terganggu oleh kawan sekamar,dan lain-lain.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1.  Pengertian Mekanika Tubuh
                Mekanika tubuh merupakan suatu gambaran mengenai tubuh dalam kehidupan terutama pada saat tidur. Mekanika tubuh ini berguna untuk mengatur posisi-posisi pada saat tidur agar kerangka tubuh, otot – otot dan termasuk sendi, ligamen, tendon,dan saraf yang bekerja tidak terganggu. Inilah sebabnya mekanika tubuh dibahas. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas. Contohnya Perawat sangat beresiko mengalami cedera tulang belakang karena aktifitas / pekerjaan yang di lakukan. Misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur dan membawa alat-alat berat.
3.2.  Prinsip Mekanika Tubuh
a.    Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
- Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
-  Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
-  Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk  
   menopang atau menahan tubuh.
b.    Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi, diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.
c.    Berat
Dalam penggunaan mekanika tubuh kita harus memperhatikan berat/bobot benda atau barang yang akan kita angkat karena berpengaruh pada mekanika tubuh.
3.3.  Pergerakan Dasar Mekanika Tubuh
Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh, sebagai berikut :
a.       Gerakan (ambulating) gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Contohnya, keseimbangan tubuh seseorang pada saat berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah  pada posisi kaki.
b.      Menahan (squatting)dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu berubah.
Contoh : Posisi orang duduk akan berbeda dengan orang jongkok dan tentunyaberbeda dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
c.       Mena2rik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.Yang perlu kita perhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan tempat tidur,pinggul, lutut, dan pergelangan kaki  ditekuk lalu dilakukan penarikan.
d.      Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang pasien.
e.       Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh. Gerakan ini biasanya bisa dilakukan oleh bagian sendi putar pada anggota tubuh kita

3.4.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh
a.       Status Kesehatan
Berubahnya status kesehatan pada tubuh kita akan menimbulkan suatu keadaan yang tidak optimal pada bagian tubuh kita yang terlalu mengalami kelelahan sehingga akan berpengaruh terhadap postur tubuh. Misalnya orang sakit yang kurang beraktifitas atau bergerak.
b.      Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karenamempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, obesitas danmemudahkan terjadi penyakit sehingga menyebabkan pergerakan menjadikurang bebas. contoh: tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudahmengalami fraktur.
c.       Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan suatu pola/ cara kita dalam mengatur kegiatan sehari-hari baik itu berupa pola makan, olahraga, maupun istirahat. Apabila kita tidak dapat mengatur gaya hidup maka dapat dikatakan bahwa gaya hidup kita tidak sehat. Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dankemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam beraktifitas.
d.      Perilaku Dan Nilai
Perilaku merupakan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan hidup menurut aturan yang telah ada baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Contohnya, apabila kita membuang kulit pisang sembarangan, maka dapat berakibat mengubah postur tubuh seseorang yang jatuh akibat kulit pisang tersebut. Contoh lainnya, duduk yang tidak benar juga dapat mengubah postur tubuh kita.
3.5.  Membantuambulasi dengan memindahkan klien
·         Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur,ke branchard atau ke tempat lain.
·         Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan pemindahan.
·         Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
·         Meminta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
3.6.  Dampak mekanika Tubuh
Dampak terhadap mekanika tubuh jika terjadi kesaahan pengeluaran energi secara berlebihan. Tejadinya ketegangan sehingga dapat mudah timbul rasa kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal serta terjadinya resiko kecelakaan pada sistem muskuloskeletal.
3.7.  Postur
Postor tubuh merupakan susunan geometris,bagian dari postur tubuh adalah persendian,tendon ligamen,dan otot.
Apabila ke empat bagian tersebut di gunakan dengan bener dan seimbang maka bisa menjadikan fungsi tubuh dengan  maksimal,seperti duduk,berdiri dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan dengan baik.
3.8. PENGATURAN POSISI
1 Posisi Fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidurnya lebih tinggi atau di naikan. Posisi ini di lakukan untuk mempertahankan keyamanan dan memperbaiki fungsi pernafasan klain.

2        Posisi Sim
Posisi Sim adalah Posisi tidur dalam keadaan miring ke kiri miring ke kanan posisi ini di lakukan untuk memberi keyamanan pada tubuh serta dapatmemberikan obat melalui anus.
3        Posisi Trendelenburg
Posisi Trendelenburg adalah posisi berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
4        Posisi Dorsal Recundem
Posisi Dorsal Recundem berfungsi untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan dengan bering terlentang kedua lutut ditarik atau direnggangkan di atas tempat tidur.
5        Posisi Litotomi
Posisi litotomi berfungsi untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan dan memasang kontrasepsi dengan dalam keadaanberbaring terlentang kemudian mengangkat kedua paha ke arah perut tungkai bawah menghadap 90o  terhadap paha.
6        Posisi Genu pektoral
Posisi ini berfungsi untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid dengan posisi menungging dan kedua kaki ditekuk dada menempel pada bagian alas temapat tidur.posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid dalam posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
7        Ambulasi dan Mobilitas
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah tempat. Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,mudah,dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
Jenis-jenis mobilitas
1.mobilitas penuh
Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergarak secara penuh dan bebas.
2.mobilitas sebagian
Mobilitas sebagian meruakan kemamuan seseorang untuk bergerk dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas.mobilitas sebagian ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a.      Mobilitas sebagian temporer  ,merupakan kemampuan individu untuk bergarak dengan batasan yang sifatnya sementara.
b.      Mobilitas sebagian permanen ,merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan  yang sifatnya tetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas
1.Gaya hidup .              
perubahan ini dapat mempengaruhi kemampuam mobilitas seseorang ,karna gaya hidup berdampak pada perilaku atau  kebiasaan sehari-hari.
2.proses penyakit / injury .
proses penyakit ini dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas ,karna mempenaruhi sistem tubuh.
3.kebudayaan .
kemampuan untuk melakukan mobilitas dapat mempengaruhi oleh kebudayaan.
4.tingkat energi seseorang .
energi adalah sumber mobilitas .
5.usia dan status pengembangan .
terdapat perbedaankemampuam mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
Tidakan yang berhubungan dengan ambulasi dan mobilitas
1.      Latian ambulasi
a.       Duduk di atas tempat tidur
b.      Turun dan berdiri
c.       Membantu berjalan
2.      Membantu ambulasi dengan memindahkan pasien ,tindakan ini dilakukan dengan memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan dari tempat tidur.

Kebutuhan tidur
Pengertian istirahat.
Istirahat merupakan keadaan yang rileks tanpa adanya teanan emosional dan bukan hanya dalam kEadaan tidak beraktifitas,melainkan dengan berhenti sejenak.
Karakteristik istirahat
Pada tahun 1997,NARROW mengemukakan 6 karakteristik yang berhubungan dengan istirahat.
1        . merasakan bahwasegala sesuatu dapat di atasi.
2        Merasa di terima
3        Mengetahui apa yang terjadi
4        Bebas dari gangguan ketidak nyamanan
5        Mempunyai sejumlah kepuasan terhada aktifitas yang mempunyai tujuan
6        Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Pengertian tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana  individu  dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai(guyton 1986). Dengan perkataan lain tidur merupakan suatu keadaan yang tidak sadarkan diri yang relatif.
Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun.
Jenis-jenis tidur
1.      Tidur gelombang lambat (slow wavesleep) atau non rapid eye movement (NREM) jenis tidur ini dikenal tidur yang dalam ,istirat penuh atau juga dikenal dengan tidur nyenyak.
2.      Tidur paradoks / tidur rapid ye movement (REM) ,tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit.
Ciri-ciri tidur REM adalah :
a.       Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
b.      Lebih sulit di bangunkan dari pada selama tidur nyenyak NERM
c.       Tonus otot selam tidur nyenyak sangat tertekan
d.      Frekuuensi jantung dan penafasan menjadi tidak teratur
e.       Pada otot perifer ,terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
f.       Mata cepet tertutup dan terbuka nadi cepat dan irregular tekanan darah meningkat atau berfluktuasi dan metabolisme meningkat

Fungsi dan tujuan tidur
Funsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas ,meskipun demikian tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental,emosional,dan kesehatan.
Fakto-faktor yag mempengaruhi tidur
a.      Penyakit
Penyakit dapat mempengaruhi tidur seseorang.
b.      Latihan damn kelelahan ,
kelelahan akibat aktifitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah di keluarkan.
c.       Stress psikologis
stress psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa
d.      Obat
obat dapat juga mempengaruhi proses tidur.
e.       Nutrisi
.terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur.
f.       Lingkunan
keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur.
MOTIFASI
Motifsi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur ,sehingga dapat mempengaruhi proses tidur.

Gangguan /masalan kebutuhan tidur
1.      Insomnia ,insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang baik secara kualitas maupun kuantitas,sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur
2.      Hiporsomnia ,hiporsomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan
3.      Parasomnia ,parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur.
4.      Enuresis ,enuresis merupakan buang air kecil yang tidak di sengaja pada waktu tidur/ disebut juga (mengompol).
5.      Apnea tidur dan mendengkur , mendengkur tidak termasuk gangguan dalam tidur tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjdi masalah.
6.      Narkolepsi , narkolepsi merupkan keadaan tidur yang tidak dapat di kendalikan seperti saat seorang tidur dalam keadaan berdiri atau di tengah suatu pembicaraan.
7.      Mengigau , mengigaumerupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan di luar kebiasaan menyebabkan kualitas kebutuhan tidur berkurang sehingga dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh dan mudah menyebabkan masalah psikologis,
8.      Gangguan pola tidur secara umum

.








BABIV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
        Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.  Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energy.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh.
4.2  Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Setiap individu Dan harus menjaga kecukupan kebutuhan  mekanika tubuh dan ambulasi maupun mobilitas serta stirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik.Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengandengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai, kopetensi yang baik terkaitdengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul, Alimul Hidayat, A.Azis.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar